Contoh Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) FKIP

Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh SKS, maka ia berhak untuk mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan. Biasanya PPL ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) misalnya jurusan Matematika, Biologi, Fisika, Bahasa Indonesia, Inggris, Ekonomi dan sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok dan diketuai oleh salah satu anggota kelompok tersebut. Masing - masing individu wajib mencari guru pembimbing yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Ole sabab itu dalam setiap kegiatannya mahasiswa wajib mencatat hal -hal yang sudah dilakukan dan yang terjadi di lapangan. Hasil akhirnya mahasiswa harus membuat laporan PPL baik secara Individu maupun umum atau laporan kelompok. 

Nah berikut ini adalah contoh yang sudah pernah kami buat sebelumnya pada PPL di SMPN 3 Bangun purba Rokan Hulu.


BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 
Seiring dengan adanya berbagai fenomena dewasa ini para ahli terutama yang berkecimpung dalam bidang pendidikan banyak menaruh perhatian terhadap upaya mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai akibat globalisasi yang kian menambah berbagai dimensi kegiatan. Kehadiran pendidikan diharapkan mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan tersebut. 

Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian mengemban amanat untuk mendidik mahasiswa menjadi warga masyarakat yang mampu mengemban nilai-nilai keilmuan serta mengamalkannya atas landasan akhlak, sikap kritis, objektif, terbuka, dan jujur dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat. Praktek Pengalaman Lapangan ( PPL ) kependidikan merupakan salah satu kegiatan intra kurikulum yang dilaksanakan oleh mahasiswa. 

Untuk menghasilkan output dalam tataran ideal tersebut, tentu saja bukan pekerjaan ringan. Diperlukan strategi dan penanganan yang serius untuk menangani berbagai kondisi dan permasalahan yang muncul dalam dinamika perguruan tinggi. Salah satu kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan secara kontinyu dilaksanakan oleh pihak STAI Tuanku Tambusai pada jurusan Tarbiyah adalah pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan ( PPL ). Jurusan Tarbiyah itu sendiri memiliki dua program studi yang masing-masingnya melibatkan dalam kegiatan PPL ini, yakni program studi PAI dan program studi Tadris Bahasa Inggris. 

Akan ada sejumlah permasalahan yang bakal ditemui oleh para mahasiswa yang mengikuti Program PPL ( praktikan ) di lapangan. Dengan demikian praktikan dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menangani masalah yang akan ditemui. 

1.2 Ruang Lingkup 
ruang lingkup PPL meliputi proses belajar mengajar atau Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ), administrasi sekolah, kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang ada di SMPN3 Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu, dan berbagai kegiatan lainnya. 

1.3 Tujuan 
Kegiatan PPL ini bertujuan membantu pribadi calon guru agar memiliki kemampuan atau pengetahun. Keterampilan nilai dan sikap yang diperlukan yang mengarah pembinaan keterampilan dasar keguruan sebagai calon guru sebagai tenaga pendidikan yang memiliki kemampuan yang professional, personal dan kemampuan sosial. 

Kemampuan dasar ini mencakup antara lain : 
  • Calon guru menguasai bahan yang diajarkan 
  • Calon guru mengelola program belajar mengajar 
  • Calon guru mengelola kelas dan menggunakan media 
  • Calon guru dapat mengelola interaksi belajar mengajar dan menguasai landasan-landasan kependidikan. 
Dengan memiliki kemampuan dasar di atas latihan dan pemantauan pelaksanaan praktek lapangan kependidikan merupakan kesatuan pelaksanaan lapangan, yang menentukan dalam mencapai tujuan praktek pengalaman lapangan kependidikan. 

Praktek Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah merupakan salah satu komponen kegiatan proses belajar mengajar yang berisikan kegiatan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam fungsinya sebagai guru dalam suasana yang sebenarnya. Sasaran yang hendak dicapai dengan pelaksanaan PPL adalah kemampuan dalam menerapkan KTSP dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah tempat mereka mengajar, yang dalam hal ini penulis khususnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMP N ) 3 Bangun Purba. 


BAB II 
DESKRIPSI SMP N 3 BANGUN PURBA 

2.1 Sejarah Berdirinya Sekolah 
Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 3 Bangun Purba selesai Pembangunannya tanggal 31 Maret 2010, dibangun dengan partisipasi masyarakat menggunakan dana APBN, melalui program Block Grant Unit Sekolah Baru ( BG-USB ) tahun 2009. USB SMP Negeri 3 Bangun Purba terdiri dari 6 ( enam ) Unit bangunan, antara lain 1 ( satu ) unit Ruang Kelas Baru ( RKB ) dengan kapasitas 3 Rombel ( 3 kelas ). 

Salah satu akad perjanjian antara Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional dengan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, bahwa selambat-lambatnya TP. 2010/2011 sudah mulai Penerimaan Siswa Baru ( PSB ). 

Pada tanggal 28 Juni s/d 3 Juli 2010, dilaksanakan PSB dengan jumlah pendaftar adalah 95 orang terdiri dari Laki-laki = 49 orang dan Perempuan = 46 orang. Ketiga Ruang Kelas tersebut habis terpakai untuk 3 rombel. 


2.2 Struktur Organisasi Sekolah 

Kepala Sekolah : Hamdan, S.S 

Waka : Samsuardiman, S.Pd 

Guru Bidang Studi : 

· Susrianti, A.Ma.Pd 

· Supriadi, S.Pd 

· Sunarti, S.Pd.I 

· Helyunaini, S.Pd.I 

· Sanusi, S.Pd 

· Nur’aini, S.Pd 

· Neli Susanti, A.Md 

· Apriyeni, S.Pd 

· Yersi Efrida, S.Pd 

· Ade Wahyuni, S.Pd 


2.3 Kurikulum 
Program kurikulum SMP Negeri 3 Bangun Purba adalah KTSP berkarakter bangsa yang bertujuan untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar dan juga mengupayakan keberhasilan siswa dibidang akademik maupun non akademik, maka disusun berdasarkan: 

a. Mata Pelajaran 

Mata pelajaran yang terdapat pada struktur kurikulum tersebut di atas dikelompokkan dalam lima kelompok mata pelajaran yaitu: 

a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 

c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 

d) Kelompok mata pelajaran estetika. 

e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 

b. Muatan Lokal 

Muatan lokal yang dilaksanakan adalah mata pelajaran Arab Melayu dan Keterampilan. 

c. Kegiatan Pengembangan Diri 

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan untuk meningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Imtaq), kebugaran dan prestasi olah raga, peningkatan potensi dan kemampuan diri, dan peningkatan kemampuan dalam bidang penelitian untuk mengikuti perkembangan IPTEK melalui pengembangan ketrampilan berbahasa Inggris untuk persiapan menuju terwujudnya Sekolah Berstandar Internasional (SBI). 

2.4 Sumber Daya Manusia 
Sumber daya Manusia di SMPN 3 Bangun Purba Sudah cukup memadai hal ini dapat dilihat dari Tenaga Pengajar yang rata – rata sudah tamat S1 Pendidikaan 

Table 1 


No
Nama / Nip
Mata Pelajaran
Mengajar Kelas
Jmlh
Ket
VII.1
VII.2
VII.3
VIII.1
VIII.2
VIII.3
1
HAMDAN, SS
IPA
5
5
5
 -
 -
 -
15

2
SAMSUARDIMAN,S.Pd
PENJASKES
2
2
2
2
2
2
24



IPS
4
4
4




3
SUSRIANTI,A.Ma.Pd
B. INDO
4
4
4



12

4
SUNARTI, S.Pd. I
AGAMA
2
2
2
2
2
2
24



B. INDO



4
4
4

5
SUPRIADI, S. Pd
PKn
2
2
2
2
2
2
24



TIK
2
2
2
2
2
2

6
HELYUNAINI, S. Pd. I
SENI BUDAYA
2
2
2
2
2
2
24

7

ARMEL
2
2
2
2
2
2

8
SANUSI, S. Pd
B. INGGRIS
5
5
5



15

9
NUR'AINI, S. Pd.
MATEMATIKA
5
5
5
5
5
5
30

10
APRIYENI, S. Pd
IPS



4
4
4
12

11
ADEWAHYUNI, S. Pd
IPA



5
5
5
15

12
   YERSI EFRIDA, S. Pd
B,INGGRIS



5
5
5
15



PENGB. DIRI
4
4
4
4
4
4
24



KERAMPILAN
2
2
2
2
2
2
12












JUMLAH
41
41
41
41
41
41
195


BAB III 
PELAKSANAAN KEGIATAN PPL 

Secara umum, proses pelaksanaan PPL dimulai dari pembekalan baik oleh dosen-dosen mata kuliah Micro Teaching, tim pelaksanaan dan dosen pembimbing. Secara gradual proses pelaksanaan PPL meliputi berbagai tahap yaitu : 

1. Orientasi, dimana pada tahap ini mahasiswa PPL diberikan pengetahuan, keterampilan, petunjuk-petunjuk praktis dan persiapan-persiapan baik fisik maupun mental dalam rangka menghadapi tugas PPL nantinya. 

2. Observasi, dimana kegiatan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada calon guru mengenal lapangan atau sekolah tempat praktek dan seluk beluk permasalahannya. 

Pada tahap observasi yang dilakukan adalah : 

a. Mengenal situasi, kondisi, dan lokasi sekolah pada umumnya 

b. Mengenal pengelolaan kelas 

c. Mengenal pelaksanaan tugas guru pada umumnya dan kelas yang dipergunakan sebagai tempat latihan pada khususnya. 

d. Mengetahui keadaan siswa pada umumnya 

e. Mengetahui tata tertib dan peraturan-peraturan sekolah 

f. Mengenal dan mengetahui pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan. 

g. Dan mengenal komponen-komponen pendidikan lainnya. 

3. Latihan mengajar, dimana pada waktu latihan mengajar terdapat tugas-tugas yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa PPL ( guru praktikan ). Tugas tersebut adalah : 

a. Sebelum latihan mengajar, meliputi berbagai persiapan baik yang bersifat fisik maupun mental, artinya perlu persiapan secara integral dan kondusif. 

b. Pada waktu latihan, meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan sekolah tempat praktek baik dari segi tata tertib, peraturan maupun kedisiplinan dan sebagainya. 

c. Sesudah latihan mengajar, meliputi mengadakan konsultasi dengan guru pamong, mengembalikan semua alat-alat sekolah yang dipinjam dan memberitahu Kepala Sekolah dan guru pamong bila akan meninggalkan sekolah ( setelah berakhirnya masa PPL ) 

4. Tugas non teaching ( partisipasi ) meliputi partisipasi dalam kelas, di sekolah, dalam pertemuan, dalam administrasi kependidikan, dan partisipasi dalam tugas-tugas kependidikan. 

3.1 Praktik Mengajar 
Praktik Mengajar adalah program pendidikan yang memasyarakatkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dari semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan, baik kegiatan belajar mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya. Kegiatan-kegiatn tersebut diselenggarakan dalam dalam bentuk pembelajaran terbatas (microteaching), pelatihan terbimbing, dan pelatihan mandiri yang diarahkan pada terbentuknya kemampuan keguruan, yang terjadwal secara sistematis di bawah bimbingan Dosen Pembimbing dan Guru Pamong. 

Apabila dipandang dari sudut kurikulum, Praktik Mengajar adalah suatu program mata kuliah proses belajar-mengajar yang dipersyaratkan dalam pendidikan prajabatan guru. Praktik Mengajar dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru untuk memiliki atau menguasai kemampuan keguruan yang menyeluruh dan terpadu, sehingga setelah mahasiswa tersebut menjadi guru, mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawabnya secara professional. 

3.1.1 Pembelajaran Intrakurikuler 
Pembelajaran Intrakurikuler merupakan Pembelajaran Wajib yang ada dalam sekolah yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan harus dilaksanakan oleh semua siswa. Berdasarkan jadwal praktek mengajar yang telah disusun, peserta PPL STAI Tuanku Tambusai secara keseluruhan mengajar dari hari senin sampai sabtu. 

Tabel 2 

Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Habibi
B. Inggris
Habibi
B. Inggris
M.Asrofudin
MTK,TIK
Habibi
B. Inggris
Habibi
B. Inggris
M.Asrofudin
TIK
Annadlis
PKN
Haluan L.
PAI
Habibi
B.Inggris
Haluan L.
PAI
Haluan L
PAI



Anadlis
PKN

Annadlis
PKN



Praktek mengajar dilaksanakan secara sistematis dan terencana, dalam artian bahwa segala hal yang menyangkut dengan kegiatan belajar mengajar sudah terpenuhi, seperti program semester, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, alat-alat atau sumber belajar, media pengajaran dan sebagainya. 

Permasalahan dalam mengajar tentu saja ada dan secara lebih terperinci diuraikan pada subjudul “Faktor Penghambat“. Perbedaan tingkat kecerdasan siswa dalam suatu lokal dibandingkan dengan lokal lainnya, membuat kita menjadi berpikir untuk menetapkan metode yang berbeda, untuk satu pokok bahasan yang sama di kelas lain. 

Permasalahan yang ditemui ketika praktek mengajar biasanya didiskusikan dengan teman-teman sesama mahasiswa PPL. Dampak positifnya adalah kita bisa mendapat solusi lain sebelumnya tidak terpikir oleh kita. Selain itu juga dikonsultasikan dengan guru pamong dan dosen pembimbing, serta dengan guru-guru lainnya untuk dijadikan perbandingan. Meskipun demikian secara umum praktek mengajar yang dijalankan telah berhasil dengan baik. Permasalahan yang dihadapi dan berbagai macam solusi yang diterapkan menjadi pengalaman baru bagi penulis selaku praktikan dalam mengajar di sekolah setingkat SMP, yang tentu saja berbeda dengan suasana ketika melakukan praktek micro teaching 

3.1.2 Pembelajaran Ekstrakurikuler 

Pembelajaran Ekstrakurikuler di SMPN 3 Bangun Purba untuk saat ini masih belum ada , karena sekolah ini masih baru , namun dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh kecamatan SMPN 3 selalu turut aktif mengikutinya, seperti kegiatan Pramuka se – Kecamatan dan Kegiatan perlombaan lainnya. 


BAB IV 
ANALISIS DAN TEMUAN 

4.1 Analisis 

SMPN 3 Bangun Purba merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di Kecamatan Bangun Purba, kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau. SMPN 3 Bangun Purba adalah Sekolah yang baru didirikan tahun 2010 sebagai lembaga pendidikan, memiliki posisi strategis dalam kegiatan belajar mengajar karena SMPN3 Bangun Purba ini jauh dari kebisingan kota. Lingkungan sekitar pun mendukung untuk terlaksananya proses belajar mengajar secara optimal, sebab lingkungannya sangat sejuk dan terawat. 

- Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan penduduk. 

- Sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan penduduk 

- Sebelah Timur berbatasan dengan perkebunan penduduk. 

- Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan ke Pemukiman Penduduk. 


2. Pengelolaan kelas 

Sebagian besar siswa SMPN 3 Bangun Purba berasal dari pedesaan, sehingga sebagian besar siswa tersebut kurang mendapat perhatian dari orang tua. Dengan demikian, sangat jelas sekali dampaknya bagi sekolah pada umumnya dan kelas pada khususnya. 

Karena sebagian besar siswanya adalah berjiwa keras dan berbeda – beda suku budaya, maka pengelolaan kelas harus dilakukan secara lemah lembut namun penuh ketegasan. Artinya, kita tidak putus asa untuk memberikan nasehat, motivasi, dan sugesti lainnya untuk menggugah hatinya. 

3. Pelaksanaan Tugas Guru Pada Umumnya dan Guru Pamong Pada Khususnya. 

Guru Tetap ( GT ) di SMPN 3 Bangun Purba berjumlah 3 orang,. Seluruh guru memegang mata pelajaran sesuai bidangnya masing-masing. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam ( PAI ) di SMPN 3 Bangun Purba berjumlah 2 orang, yakni Ibu Helyunaini, S.Pd.i dan Ibu Sunarti, S.Pd.I. 

4. Keadaan Siswa, Tata Tertib dan Peraturan Sekolah. 

Sebagian siswa SMPN 3 Bangun Purba kurang disiplin dan sering melanggar tata tertib dan peraturan sekolah. Ada beberapa hal yang bisa dijelaskan sebagai gambaran indisipliner siswa, yaitu : 

a. Setiap hari senin dilaksanakan upacara bendera. Akan tetapi sebelum dimulai upacara bendera, untuk menyuruh siswa berbaris rapi dilapangan cukup sulit. Hal ini menunjukkan para siswa kurang mempunyai kesadaran dan tidak memahami akan makna upacara . Hal yang serupa terjadi ketika menyuruh siswa untuk berbaris rapi untuk senam bersama hari sabtu. 

b. Dari segi pakaian, banyak yang masih senang untuk tidak berpakaian rapi (baju di keluarkan). Setelah ditegur guru langsung diperbaiki, tetapi ketika guru tersebut tidak melihat, bajunya di keluarkan kembali kembali. 

c. Dari segi kedisiplinan waktu, setiap hari masih ada siswa yang terlambat masuk kesekolah. Walaupun sangsinya adalah di pulangkan dan jika telat sampai 3 kali maka walinya di panggil ke sekolah, tapi siswa-siswa yang terlambat tersebut tampaknya tidak merasa jera. 

d. Ketika jam pelajaran berlangsung sering kali di dapati siswa yang keluar kelas dengan alasan pergi ke WC akan tetapi pergi ke kantin dan makan. 

Gambaran tersebut hanya bersifat umum, artinya tidak semua anak SMPN 3 Bangun Purba indisipliner. Ada banyak prestasi yang berhasil didapat oleh siswa-siswi SMPN 3 Bangun Purba, baik tingkat lokal, propinsi, maupun nasional. 

4.1.1 Faktor Pendukung 
Faktor Pendukung dalam kegiatan PPL di SMPN 3 Bangun purba secara umum adalah adanya Fasilitas yang sudah cukup memadai walaupun sekolah ini bisa dibilang masih baru. Yaitu adanya sarana olah raga, tempat parkir siswa dan guru yang cukup luas serta letak geografis yang memadai 

Media pembelajaran yang ada di SMPN 3 Bangun purba juga sudah cukup untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. 

Selain itu juga adanya SDM yang sudah cukup mumpuni dalam memberikan materi ajar sehingga Mahasiswa PPL lebih mudah untuk menerima bimbingan dari masing – masing guru pamong. 

4.1.2 Faktor Penghambat 

Factor Penghambat secara umum ini berkaitan dengan intituisi pendidikan yaitu SMPN 3 Bangun Purba, artinya masalah ini merupakan tanggung jawab bersama, baik SMPN 3 Bangun Purba maupun peserta PPL. Permasalahan tersebut antara lain : 

a. Siswa yang tidak disiplin terhadap waktu. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang sering terlambat masuk sekolah. 

b. Siswa yang sering melangaar tatatertib dan peraturan sekolah, seperti baju yang dikeluarkan, siswa yang suka membolos, siswa yang sering melompat tembok, dan bergaul dengan guru layaknya dengan teman biasa, serta hal lainnya. 

c. Beberapa guru sering tidak masuk mengajar, sehingga menyebabkan siswa berkeliaran dan bila mancatat tanpa guru, proses belajarnya tidak efektif. 

Permasalah secara khusus permasalahan yang dihadapi oleh guru praktikan ketika mengajar dilokal, dalam hal ini kelas VII.2 dan VIII.3. Permasalahan secara khusus merupakan permasalahan yang dihadapi oleh guru praktikan ketika mengajar dilokal VII.2 dan VIII.3. Kelas ini tidak memiliki masalah yang serius dalam proses belajar. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari praktikan: 

a. Siswa yang malas mencatat pelajaran, sedangkan minat bacaanyapun kurang, mengahadapi masalah ini alternatif pemecahannya adalah dengan memberi nilai terhadap catatan pelajaran mereka. 

b. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru mejelaskan pelajaran didepan kelas, ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa tersebut tidak memberi perhatian terhadap penjelasan guru, bahkan ada beberapa orang dari mereka asyik ngobrol di bangku belakang. Menghadapi siswa demikian, alternatif pemecahannya adalah memberi perhatian kepadanya, baik melalui pertanyaan, teguran dan sebagainya. Dan perlu pula diadakan pendekatan (approach) terhada siswa yang demikian, sehingga ia merasa diperhatikan dan diberi perhatian oleh gurunya kemudian perlu juga diketahui latar belakang siswa tersebut melalui konsultasi atau dialog langsung dengan siswa itu sendiri. 


4.2 Temuan 
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, alternatif pemecahannya adalah: 

a. Para guru hendaknya memberi contoh yang baik. Bila ingin mendisiplinkan siswa maka mestinya harus dimulai dari gurunya untuk berdisiplin. 

b. Kepala sekolah hendaknya bersikap tegas. Ketegasan Kepala Sekolah pada saat tertentu sangat dibutuhkan, permasalahan kalau bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan akan bagus sekali, tetapi bila cara kekeluargaan dianggap angin lalu, maka sikap tegas sesuai dengan etika kedinasan harus dilakukan, tidak hanya untuk siswa tapi juga guru. 

Dengan meningkatkan eksistensi dan pelayanan bimbingan dan koseling (BK). Bila perlu guru-guru yang terlibat dalam penanganan BK, secara berkala diberikan pelatihan-pelatihan diluar sekolah, agar bisa menangani siswa yang bermasalah secara lebih efektif 


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan pada Bab-bab sebelumnya, maka dapat kami simpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. SMPN 3 Bangun Purba, secara pisik telah memiliki sarana dan perasarana yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar, baik secara intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, dan dari segi sistem dan pelaksanaan organisasi dan administrasi di SMPN 3 telah berjalan dengan baik. Tapi dari segi kedisiplinan siswa dan guru harus lebih ditingkatkan.

2. Pelaksanaan proses belajar yang dilakukan praktikan secara umum telah berjalan dengan baik semua itu terjadi berkat kerja sama yang baik antara civitas sekolah dan PPL.

5.2 Kesan dan Saran 
Selama mengajar di SMPN 3 bangun Purba kesan yang tertanam didalam diri penulis adalah :

“Menjadi guru bukanlah hal yang mudah jika tidak disadari dengan pemahaman yang cukup besar, terutama menjadi seorang guru agama. Sebab guru tidak hanya dituntut mengajar, akan tetapi juga mendidik, terlebih dahulu pada saat menghadapi siswa-siswi sedikit bermasalah”.

Ada beberapa saran yang kami sampaikan adalah :

Dalam Setiap memberikan pembelajaran di kelas hendaknya disiapkan terlebih dahulu perangkat serta fisik bagi seorang guru dalam mengajar di kelas supaya pembelajaran bias terstruktur dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran.


SemogaLaporan ini bermanfaat bagi para pembacanya. Amiin
Share on :

Artikel Terkait